Halaman
113
Bab VII. Perdagangan Antar Negara
Pada era millenium seperti saat ini, adakah orang hidup layak tanpa
berhubungan dengan orang lain?. Begitu pula negara, adakah negara yang dapat
menyelenggarakan pemerintahannya secara layak tanpa berhubungan dengan
negara lain?
Tentu tidak ada lagi orang maupun negara yang dapat hidup tanpa
berhubungan dengan orang atau negara lain. Mengapa demikian? Perhatikan
kebutuhan masyarakat di sekitarmu! Mereka memiliki kebtuhan yang terus
PETA KONSEP
PERDAGANGAN
ANTAR NEGARA
Perdagangan, ekspor, impor, globalisasi, kebijakan ekspor-impor, tarif,
kuota
KAKA
KAKA
KA
TT
TT
T
A KUNCIA KUNCI
A KUNCIA KUNCI
A KUNCI
TEORI PRDG. INTERNASIONAL
PERDAGANGAN INTER.
DAN GLOBALISASI
PERDAGANGAN INTER.
DAN GLOBALISASI
PERDAGANGAN INTER.
DAN GLOBALISASI
GLOBALISASI EKONOMI
TARIF
NON TARIF
PERDAGANGAN ANTAR NEGARA
BAB
VII
Setelah mempelajari materi bab ini, diharapkan siswa memiliki
kompetensi untuk menjelaskan pentingnya perdagangan antar
negara, mendeskripsikan bentuk kegiatan dan kebijakan
perdagangan antar negara, medeskripsikan persoalan globalisasi,
menjelaskan dampak perdagangan antar negara bagi perekonomian
Indonesia.
115
Bab VII. Perdagangan Antar Negara
memiliki sumber minyak, tetapi memiliki peternakan yang memproduksi susu
secara berlebihan.
Bagaimana terjadinya perdagangan antarnegara? Perhatikan contoh
peristiwa berikut! Arab Saudi merupakan sebuah negara yang secara alami
memiliki banyak sumber minyak, tetapi
Arab Saudi tidak memiliki peternakan
yang cukup untuk memproduksi susu.
Sementara itu Australia secara alami
tidak banyak memiliki sumber minyak,
tetapi memiliki peternakan yang
memproduksi susu secara berlebihan.
Dengan demikian, di Arab saudi
berlebihan minyak, tetapi kekuarangan
susu. Sementara itu di Australia
berlebihan susu, tetapi kekurangan
minyak. Agar kebutuhan kedua negara
itu sama-sama terpenuhi, maka antara
Arab Saudi dan Australia selayaknya melakukan perdagangan (pertukaran
produk). Arab Saudi menjual kelebihan minyaknya ke Australia, dan Australia
menjual kelebihan susunya ke Arab Saudi. Akhirnya terjadilah perdagangan
internasional antara Arab Saudi dan Australia.
Apabila Kuwait dipaksakan untuk menghasilkan buah-buahan, mungkin juga
bisa, tetapi biayanya sangat mahal. Begitu pula apabila Thailand dipaksakan untuk
menghasilkan minyak, mungkin juga bisa, tetapi biayanya juga sangat mahal.
Oleh karena itu agar lebih hemat (efisien), seyogyanya minyak diproduksi
oleh Kuwait, dan buah-buahan diproduksi oleh Thailand.
Dengan spesialisasi produksi itu akan menghemat biaya produksi, sehingga
harga barang hasil produksinya akan menjadi murah. Selanjutnya antara Kuwait
dan Thailand bisa melakukan pertukaran produk (perdagangan), sehingga
kebutuhan kedua negara tersebut sama-sama terpenuhi dengan biaya yang lebih
murah. Dari sinilah maka perdagangan internasional dipandang penting bagi
masing-masing negara untuk memenuhi kebutuhan mereka secara lebih
menguntungkan.
Apabila kamu perhatikan keadaan Kuwait dan Thailand, di kedua negara
tersebut memang terdapat perbedaan kondisi, seperti:
a. Perbedaan pemilikan faktor-faktor produksi yang berupa kekayaan alam
atau bahan baku, modal, tenaga kerja, dan keahlian.
b. Perbedaan iklim dan tanah yang dimiliki oleh masing-masing negara,
sehingga terjadi perbedaan hasil produksi.
c. Perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai oleh masing-
masing negara.
Perbedaan ini menyebabkan setiap negara menghasilkan barang yang
berbeda. Akibatnya ada negara yang kelebihan produk barang “elektronik”, tetapi
SUSU
ARAB SAUDI
MINYA
K
AUSTRALIA
Gambar 7.1:
Perdagangan
antara Arab
Saudi dan
Australia
117
Bab VII. Perdagangan Antar Negara
Kebutuhan
Baran
g
..........?
Kebutuhan
Baran
g
“B”
Kebutuhan
Barang “A”
Gambar 7.4:
Perkembangan
Teknologi
Transportasi
Sumber: Modifikasi
Pribadi
2. Bagaimana perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi saat ini ?
Kebutuhan masyarakat terhadap barang/
jasa terus bertambah dan berkembang. Satu
kebutuhan terpenuhi, akan muncul kebutuhan
ke dua yang menuntut untuk dipenuhi.
Kebutuhan ke dua terpenuhi, akan muncul
kebutuhan ke tiga yang menuntut untuk
dipenuhi, dan seterusnya.
Sementara itu, ilmu pengetahuan dan
teknologi saat ini juga terus berkembang.
Akibatnya teknologi produksi semakin maju
dalam menghasilkan aneka macam barang dan
jasa. Teknologi komunikasi dan transportasi juga semakin maju. Akibatnya
hubungan antar bangsa semakin cepat dan lancar. Cara distribusi (pengiriman)
barang pun semakin mudah dan lancar dengan adanya perkembangan alat
transportasi/angkutan.
Perkembangan
kebutuhan masyarakat dan
teknologi itulah yang
merupakan faktor
pendorong perdagangan
internasional terus
berkembang sampai saat
ini, bahkan perkembangan di
masa mendatang.
Di samping mengalami
perkembangan,
perdagangan internasional
juga menghadapi berbagai
hambatan. Hambatan-hambatan itu antara lain:
1. Adanya satuan mata uang yang berbeda antarnegara, sehingga mempersulit
cara pembayaran antar negara yang terlibat dalam perdagangan. Misalnya
Indonesia menggunakan satuan Rp, sedangkan Jepang menggunakan Yen.
Jepang akan kesulitan membayar barang dari Indonesia yang harganya
dinyatakan dalam satuan Rp. Begitu pula sebaliknya, apabila Indonesia
akan membayar barang-barang dari Jepang.
2. Setiap negara
memiliki aturan
Gambar 7.3:
Pesawat pengangkut barang-barang dari luar negeri
ke dalam negeri (sunber: myfiles.com)
119
Bab VII. Perdagangan Antar Negara
Seandainya Jepang membutuhkan 100 unit mebel kayu dan harus
memproduksi sendiri, biaya yang harus dikeluarkan 100 x Rp750.000,- =
Rp75.000.000,-. Kalau impor dari Indonesia, hanya mengeluarkan 100 x
Rp250.000,- =Rp25.000.000,- ditambah biaya angkut, tetap masih lebih murah
daripada kalau memproduksi sendiri. Begitu pula Indonesia, misalnya
membutuhkan 100 unit komputer, jika diproduksi sendiri akan mengeluarkan biaya
100 x Rp4.000.000,-= Rr400.000.000,-. Jika impor dari Jepang hanya
mengeluarkan biaya 100 x Rp1.500.000,-= R150.000.000,- ditambah biaya
angkut, masih lebih murah daripada memproduksi sendiri. Oleh karena itu, lebih
baik Jepang mengimpor mebel kayu dari Indonesia, dan Indonesia mengimpor
komputer dari Jepang. Dengan demikian terjadilah perdagangan internasional
antara Jepang dan Indonesia. Jepang mengekspor komputer ke Indonesia dan
mengimpor mebel kayu dari Idonesia, sedangkan Indonesia mengekspor mebel
kayu ke Jepang dan mengimpor komputer dari Jepang. Dengan begitu kedua
negara sama-sama untung.
Jadi pada dasarnya efisiensi (penghematan) produksi akan menentukan
tempat di mana barang itu harus diproduksi. Jika di Jepang lebih efisien
memproduksi komputer, sebaiknya negara itu mengkhususkan produksi
komputer, dan mengekspor komputer. Begitu pula jika di Indonesia lebih efisien
memproduksi mebel kayu, sebaiknya Indonesia mengkhususkan produksi mebel
kayu, dan mengekspor mebel kayu.
Berikut ini contoh perdagangan internasional lain yang terjadi di antara India
dan Itali. Di India, produksi kain dalam 1 hari kerja bisa menghasilkan 100 meter,
tetapi kalau memproduksi sepatu hanya bisa menghasilkan 25 pasang.
Sementara itu di Itali, produksi kain dalam 1 hari kerja hanya bisa menghasilkan
60 meter, tetapi kalau memproduksi sepatu dalam 1 hari kerja bisa 40 pasang.
Kemampuan produksi dua negara itu jika ditabelkan menjadi sebagai berikut.
40 pasang
25 pasang
Sepatu / 1hari kerja
60 meter
100 meter
Kain / 1 hari kerja
Itali
India
Produk
40 pasang
25 pasang
Sepatu / 1hari kerja
60 meter
100 meter
Kain / 1 hari kerja
Itali
India
Produk
Tabel 7.2
Perdagangan Kain dan Sepatu antara India dan Itali
Tabel di atas menunjukkan bahwa India lebih efisien memproduksi kain,
sehingga Indie lebih baik menkhususkan produksi kain. Sementara itu Itali lebih
efisien memproduksi sepatu, sehingga Itali lebih baik mengkhususkan produksi
sepatu.
Tabel di atas menunjukkan bahwa India lebih efisien memproduksi kain,
sehingga Indie lebih baik menkhususkan produksi kain. Sementara itu Itali lebih
efisien memproduksi sepatu, sehingga Itali lebih baik mengkhususkan produksi
sepatu.
121
Bab VII. Perdagangan Antar Negara
Tabel di atas menunjukkan bahwa kain maupun sepatu lebih efisien diproduksi
di India. Ini berarti bahwa India memiliki
keunggulan mutlak
dibanding dengan
Itali. Kalau demikian, mungkinkah terjadi pertukaran (perdagangan) antara India
dan Itali?
D. KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Mengingat peran perdagangan antarnegara yang semakin penting dalam
menunjang perekonomian nasional, maka pemerintah perlu mengambil berbagai
tindakan dan atruran berkaitan dengan perdagangan antarnegara tersebut.
Tindakan dan aturan pemerintah itu tentu dimaksudkan agar perdagangan
internasional membawa dampak positif bagi semua pihak di tanah air ini.
Banyak tindakan dan aturan yang telah diambil dan ditetapkan oleh
pemerintah Indonesia dalam hal perdagangan internasional. Berbagai tindakan
dan aturan yang diambil pemerintah berkaitan dengan perdagangan internasional
ini selanjutnya disebut degan istilah
kebijakan perdagangan internasional
.
Kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan pemerintah pada
umumnya memiliki tujuan untuk:
1. melindungi kepentingan ekonomi nasional dari pengaruh negatif
perdagangan internasional;
2. melindungi kelangsungan hidup perusahaan dan industri di dalam negeri;
3. menjamin ketersediaan lapangan kerja di dalam negeri;
4. menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil;
5. menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan kurs valuta pada umumnya;
6. menjaga keseimbangan dan stabilitas neraca pembayaran inter-nasional.
Sesuai dengan sasarannya, kebijakan perdagangan internasional, dapat
dikelompokkan menjadi beberapa macam, antara lain kebijakan ekspor, kebijakan
impor, kebijakan tarif, dan kebijakan non tarif.
1. Kebijakan Ekspor
Kebijakan ekspor ditempuh oleh pemerintah dengan maksud untuk mengatur
pelaksanaan dan mendorong peningkatan ekspor. Dengan demikian, ekspor yang
dilakukan oleh para eksportir benar-benar dapat mendatangkan dan
meningkatkan devisa bagi negara. Kebijakan ekspor yang diambil oleh
pemerintah ini antara lain diujudkan dalam bentuk:
a. pembebasan, keringanan, atau pengembalian pajak untuk jenis-jenis barang
tertentu;
b. penetapan prosedur ekspor yang relatif mudah;
c. pemberian fasilitas kredit lunak
d. pembentukan asosiasi (perhimpunan) eksportir;
e. larangan atau pembatasan ekspor dalam bentuk bahan mentah atau bahan
dasar;
123
Bab VII. Perdagangan Antar Negara
2) Tarif sedang (6% - 20%)
Kebijakan tarif ini biasanya dikenakan pada barang-barang impor yang
berupa barang setengah jadi sebagai bahan produksi di dalam negeri.
Misalnya bahan baku plastik, bahan baku susu, dan bahan-bahan produksi
mobil maupun sepeda motor.
3) Tarif tinggi (>20%)
Kebijakan tarif ini biasanya dikenakan pada barang-barang mewah dan
barang-barang konsumsi lain yang bukan merupakan kebutuhan pokok, dan
di dalam negeri juga sudah diproduksi.
Dengan kebijakan tarip ini akan menghambat masuknya produk luar
negeri, terutama jenis-jenis produk yang dianggap kurang penting bagi
kehidupan masyarakat dalam negeri. Tujuan kebijakan penetapan tarif ini di
samping untuk melindungi perusahaan dan industri di dalam negeri, juga
untuk meningkatkan penerimaan negara.
b. Kebijakan Non Tarif
Kebijakan ini berkaitan dengan pembatasan impor tetapi tidak
menggunakan penetapan tarif (bea masuk) terhadap barang-barang impor.
Bentuk kebijakan non tarif ini antara lain:
1) Larangan impor secara mutlak, misalnya larangan impor daging ayam
dan daging sapi dari negara “X”.
2) Pembatasan quota (jatah) impor, misalnya quota impor beras. Quota
yang sudah ditentukan tidak boleh dilampaui.
3) Penetapan prosedur impor (peraturan teknis, peraturan karantina, dan
perizinan).
4) Pembatasan terhadap barang impor tertentu, misalnya untuk produk
minuman keras dan obat-obatan terlarang.
5) Tes standar kualititas. Untuk jenis barang tertentu seperti makanan,
minuman, dan obat-obatan harus dites kulitasnya. Barang yang tidak
memenuhi standar tidak bisa diimpor.
Kebijakan tarif maupun non tarif pada dasarnya
untuk membatasi masuknya produk barang-barang
impor, sehingga bisa menghemat pengeluaran
devisa. Dengan terbatasnya produk impor di
Indonesia, akan lebih memberikan peluang bagi
berkembangnya industri di dalam negeri. Sebaiknya
impor produk luar negeri dibatasi pada produk
barang yang memang belum ada dan belum bisa
diproduksi di dalam negeri. Di samping itu, impor
juga diarahkan pada bahan-bahan penunjang
produksi di dalam negeri.
Gambar 7.6:
Mesin-mesin Produksi sebagai Komoditas Impor
125
Bab VII. Perdagangan Antar Negara
Dengan meningkatnya perdagangan internasional, maka para
pengusaha di dalam negeri akan terus berusaha mengembangkan
produksinya agar tidak tergilas oleh pengusaha luar negeri yang menjual
produknya di Indonesia.
4. Meningkatnya pemasukan devisa negara, sehingga penerimaan negara
akan semakin besar. Hal ini tentu akan meningkatkan kemampuan negara
untuk melaksanakan pembangunan nasional.
5. Semakin terpenuhinya alat pemuas kebutuhan
Dengan adanya perdagangan internasional, maka kebutuhan masyarakat
akan barang dan jasa yang sebelumnya tidak ada di dalam negeri, dapat
dipenuhi dengan cara mengimpor barang dan jasa tersebut dari negara lain.
Dengan demikian selera konsumsi masyarakat akan semakin terpenuhi.
Sementara itu
dampak negatif
dari perdagangan internasional bagi
perekonomian Indonesia antara lain:
1. Timbulnya ketergantungan terhadap negara lain
Apalagi jika barang dan jasa yang dibutuhkan bangsa kita itu memang
tidak bisa diproduksi di dalam negeri, maka ketergantungan terhadap luar
negeri akan semakin tinggi. Akibatnya pemenuhan kebutuhan akan barang/
jasa tersebut menjadi sangat labil, terutama jika negara pemasok
menghentikan pasokannya.
2. Kemungkinan munculnya penjajahan ekonomi oleh negara lain
Apabila produk dalam negeri kita tidak mampu mengimbangi produk
barang-barang impor (dari luar negeri), maka produk kita akan tersisih, dan
pasaran dalam negeri akan dikuasioleh produk barang-barang impor.
3. Timbulnya eksploitasi sumber daya alam dan sumber dayamanusia
Untuk menghadapi persaingan produk luar negeri, pengusaha kita
cenderung melakukan eksploitasi terhadap sumber daya alam maupun
sumber daya manusia secara habis-habisan. Eksploitasi sumber daya ini
pada akhirnya akan merugikan bangsa kita sendiri, karena pengelolaan
sumber daya menjadi kurang efisien.
F. GLOBALISASI EKONOMI
Globalisasi dapat dikategorikan sebagai salah satu bentuk dampak lebih
lanjut dari perdagangan antarnegara/internasional. Apabila perdagangan
antarnegara sudah tidak lagi melihat batas-batas negara, dan setiap pengusaha
dari negara manapun bebas melakukan bisnis atau perdagangan di negara
manapun, maka tejadilah
globalisasi ekonomi.
Di dalam globalisasi ekonomi
ini setiap negara tidak mampu lagi mencegah masuknya pengusaha-pengusaha
asing maupun produk luar negeri di dalam negerinya. Tentunya hal itu berlaku
selama pengusaha tersebut tidak melanggar peraturan di negara yang
bersangkutan.
Adanya globalisasi ini menyebabkan terjadinya perubahan keadaan
127
Bab VII. Perdagangan Antar Negara
LATIHAN
A. Pilihlah Jawaban A, B, C, atau D yang paling tepat !
1. Berikut ini merupakan penyebab terjadinya perdagangan antar negara,
kecuali...
a.
perbedaan pemilikan faktor produksi.
b.
perbedaan iklim dan tanah.
c.
perbedaan sistem ekonomi.
d.
perbedaan penguasaan teknologi.
2. Kegiatan untuk mengirimkan atau memperdagangkan barang dan jasa ke
luar negeri dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan disebut....
a. impor
b. Ekspor
c. Ekspedisi
d. Perdagangan antarnegara
Setelah kamu mempelajari isi bab ini, apakah kamu telah memahami
pentingnya perdagangan internasional bagi setiap negara dan teori
perdagangan internasional? Apakah kamu juga telah memahami konsep
ekspor dan impor, serta dampaknya terhadap perekonomian nasional ?
Apabila kamu memiliki kemampuan akankah kamu melakukan perdagangan
internasional?
REFLEKSI
Perdagangan internasional diperlukan karena adanya perbedaan kondisi
ekonomi antar negara. Ada dua teori perdagangan internasional yang penting,
yaitu teori keunggulan komparatif dan keunggulan absolut. Inti dari kegiatan
perdagangan internasional adalah kegiatan ekspor dan impor. Untuk
mengendalikan peragangan internasional perlu adanya kebijakan perdagangan
internasional. Kebijakan ini menyangkut kebijakan ekspor dan impor. Kebijakan
ekspor dimaksudkan untuk mendorong ekspor, sedangkan kebijakan impor
untuk menekan impor. Kebijakan impor meliputi kebijakan tarif dan non-tarif.
Peningkatan ekspor cenderung berdampak positif bagi perekonomian
nasional, sedangkan peningkatan impor, terutama impor barang konsumsi
dan mewah cenderung berdampak negatif bagi perekonomian nasional
Perkembangan perdagangan internasional melahirkan globalsasi. Dengan
globalisasi batas antar negara semakin tidak jelas. Glbalisasi bagi Indonesia
bisa berdampak positif maupun negatif.
RANGKUMAN
129
Bab VII. Perdagangan Antar Negara
c. mempertahankan dan memperluas kesempatan kerja di dalam negeri.
d. melindungi kepentingan ekonomi nasional dari pengaruh negatif
perdagangan internasional.
8. Kebijakan ekspor yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia pada
umumnya
ditujukan untuk ...
a. mendorong peningkatan ekspor, sehingga menambah pengeluaran
devisa negara.
b. mendorong peningkatan ekspor sehingga meningkatkan penerimaan
devisa negara.
c. membatasi ekspor barang ke luar negeri, sehingga menghemat devisa.
d. membatasi ekspor barang ke luar negeri.
9. Berikut ini yang merupakan bentuk kebijakan tarip dalam rangka menunjang
kebijakan impor adalah ...
a. penetapan prosedur impor.
b. larangn impor secara mutlak.
c. penetapan bea masuk barang impor.
d. penetapan quota impor.
10. Tugas BPEN (Badan Pengembang Ekspor Nasional) Indonesia adalah...
a. mengatur pelaksanaan ekspor.
b. menetapkan prosedur ekspor.
c. memberikan subsidi ekspor kepada eksportir nasional.
d. memberikan penjelasan tentang pasar luar negeri kepada eksportir.
A. Isilah titik-titik berikut!
1. a. Kebijakan penetapan tarip rendah biasanya dikenakan pada jenis barang
...................., contohnya: ...................... dan ......................
b. Sedangkan kebijkan penetapan tarif tinggi biasanya dikenakan pada
jenis barang ..............., contohnya: ..................... dan ......................
2. Kebijakan non tarif bisa diujudkan dalam bentuk ...
a. .......................................................................................................
b. ........................................................................................................
c. ........................................................................................................
3. Dampak positif perdagangan internasional bagi perekonomian Indonesia
antara lain :
a. .......................................................................................................
b. ........................................................................................................
c. ........................................................................................................